Mencoba Kokedama

Repost dari blog lama : May 9, 2017

Salah satu hobi yang paling bikin bahagia dan bisa melepas stres saya adalah berkebun. Pasti yang kenal dekat pada ketawa deh, koq bisa? iya ternyata hobi lama ini seperti baru ditemukan lagi. Padahal sebenarnya sejak kecil,saya sudah akrab dengan bercocok tanam. Waktu itu saya suka membantu Bapak berkebun tanaman hias di rumah maupun di kebun beneran, karena dulu Bapak pernah berkebun sayur mayur dan Semangka. Saya membantu mulai dari hal remeh-temeh, menyiram tanaman, menaruh bibit di polybag, menggunting daun, dan mengaduk pupuk juga pernah.

Dulu rasanya sebal kalau diminta bantuan, tapi sekarang ternyata saya sangat menikmati sekali berduaan dengan tanaman-tanaman. Bahkan setiap pagi habis mengantar suami ke stasiun, saya kadang suka nongkrong ke tukang tanaman dan beli beberapa tanaman hias. Mulai dari tanaman Pakis, tanaman rambat, Obliq, Monstera, dan masih banyak lainnya yang saya nggak tahu namanya. Dan biasanya kalau sudah mulai merapikan tanaman, saya bisa lupa waktu.

Meski cuma punya lahan sempit buat berkebun, tapi di era millenials ini orang punya banyak cara untuk membuat kegiatan berkebun menyenangkan. Di Instagram saya mengikuti beberapa akun yang suka sekali memberikan tips dan inspirasi untuk menjadikan kegiatan berkebun menjadi sangat menyenangkan dan bikin nagih.

Ada @houseplantclub@urbanjungleblog dan kalau di Indonesia salah satunya adalah akun @emillie_garden yang hits banget dengan menanam ala Kokedama.

Setiap tahunnya, saya sudah niat banget buat memperdalam keahlian apa saja yang berkaitan dengan passion dan hobi. Suatu hari nggak sengaja lihat iklannya kalau mereka mau bikin workshop Kokedama, nggak pake mikir langsung daftar!=D. Seru banget ketemu sama teman-teman baru yang satu hobi. Selain berbagi seputar info tanaman, saya banyak banget dikasih tips-tips menanam beberapa tanaman hias yang sensitif dan suka cepat mati.

Oiya, Kokedama itu adalah teknik menanam dengan media tanam lumut, teknik ini terkenal sekali di Jepang karena rata-rata mereka rumahnya nggak punya lahan terbuka yang luas. Nah, menyiasatinya agar rumahnya tetap hijau adalah dengan menanam menggunakan teknik Kokedama ini. Nah, Cikal bakalnya dahulu kala itu adalah adalah bonsai. Bedanya, si Kokedama ini menggunakan lumut.

Butuh apa saja sih? Ini dia!

Satu buah pohon (Kebetulan di workshop dikasihnya tanaman Oblique), Pupuk sekam, Lumut hutan, tali, benang, gunting, sarung tangan, Nampan untuk alas. Dan mari kita mulai berkarya! Pertama, satukan tanah dan sekam, diberi air sedikit, lalu uleni.

Bahan yang dibutuhkan

Keluarkan pohon dari polybag, lalu buyarkan tanah yang melekat hingga hanya tersisa pohonnya. Tempelkan sedikit demi sedikit tanah yang sudah diuleni hingga membentuk bulatan seperti bola yang padat. Setelah itu, baru dililit dengan tali. Buat yang motorik halusnya bagus, kegiatan menghias dengan tali ini bagian yang paling menyenangkan. Tapi, buat saya yang motorik halusnya agak tertinggal, di bagian akhir ini saya nggak bisa mengikuti pola yang diajarkan. Sehingga bentuk akhirnya tampak seadanya dan sesukanya, sementara yang lain rapiiii banget! Ah,There are no gardening mistakes, only experiments..  *bersin-bersin! =P

Berhubung sudah mulai lapar, jadi niat mulia untuk selesai dengan rapi berubah menjadi “asal bisa selesai supaya tangan yang sudah mulai pegal ini bisa istirahat”, jihahaha..

eh ternyata karena berhasil selesai di urutan ke-empat saya malah dapat hadiah payung hahaa rezeki, judulnya selesaikan dulu pokoknya! =D

Kokedama ini lucu banget buat hadiah, nggak sabar pengin nyoba bikin di rumah. Asli, ini workshop berkebun pertama saya dan senang banget. Btw, Mbak Nelza sebagai founder Emilie Garden ternyata adalah seorang arsitek Landscape yang pernah tinggal di Jepang. Langsung deh memanfaatkan waktu buat konsultasi beberapa area sempit di rumah yang pengin banget saya bikin vertikal garden.

Ah, ini workshopnya beneran bikin hati senang banget. Buat yang punya hobi main-main sama tanaman, cobain deh bikin Kokedama ini, pasti ketagihan. Nggak perlu takut gagal atau tanamannya mati, kalaupun di rumah ternyata nemu tanaman-tanaman yang mati, inget-inget aja kalimat ini, you must fail at gardening to master it.. *pakai kacamata hitam *kasih senyum manis *ambil pot, tanam tanaman yang baru =)))))


Your email address will not be published. Required fields are marked *

By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.

INSTAGRAM
https://www.instagram.com/adenits/