Dalam hidup, selain kisah suka dan bahagia pasti banyak kejadian duka, musibah, atau kejadian nggak enak yang pernah terjadi. Yang paling bikin mental jatuh itu kalau musibah yang ada seolah-olah terjadi bukan karena kesalahan kita semata, lalu menyeret kita ingin menyalahkan orang lain .
Belajar dari nabi Adam, ketika ia terlempar dari surga karena mengikuti godaan Syaitan, ia tidak berdoa agar syaitan mendapat hukuman dan tidak juga minta untuk dikembalikan ke surga. Tapi, ia hanya minta ampunan Allah, doa yang ia tujukan untuk dirinya sendiri yang telah berbuat salah, tanpa sedikitpun menyalahkan adanya bisikan dan tipu daya syaitan.
Do’a itu diabadikan dalam surat Al-Araf ayat 23.
رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
“Ya Allah , kami telah mendholimi diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.”
Sebuah do’a yang meminta kita selalu ‘look in’ dan mawas diri. Karena mengutip isi kajian guru saya,
“Sesungguhnya yang menghalangi Rahmat dan hidayah Allah adalah dosa kita sendiri…”
*mendadak dada sesak
Menjelang Adzan Maghrib Kamis sore selalu ada rasa sendu. Besok insya Allah ketemu hari Jum’at lagi. Hari-hari yang dilalui makin terasa cepat sementara saldo tabungan akhirat masih sekarat. Tapi terselip bahagia, karena setiap Jum’at selalu bahagia ketemu Adzan Ashar. Waktu yang ditunggu untuk khusyuk berdo’a.
Semoga Allah mudahkan lisan yang penuh dosa ini untuk selalu basah dengan istighfar dan do’a…
NO COMMENT