Siap-siap kecewa kalau menilai perubahan penampilan seseorang hanya sebatas yang dilihat mata saja. Karena kalau hanya sekedar mengubah penampilan sesuai syar’i, satu hari bisa jadi.
Tap for detail. Dalam satu kali ketukan jari pada layar, maka bisa keluar semua informasinya. ‘Hasil contekannya’ tinggal di bawa ke toko fesyen dan selesailah meniru gaya dan penampilan orang yang dianggap shaleh/ah dari atas sampai bawah.
Mengubah penampilan, gampang. Yang susah itu mengubah perangai, mengubah sikap, mengubah adab. Nggak heran para ulama besar dahulu sampai safar bertahun-tahun buat belajar soal adab.
Dan di masa-masa ini, saya selalu kepo melihat orang-orang yang punya adab dan akhlak yang indah.
Yang jelas, lembutnya lisan, santunnya jari, pilihan kata dan diksi, mampu menghindari diri dari majelis ghibah, munculnya sabar di hentakan pertama, dan ilmu yang melekat kuat menjadi karakter, itu semua tidak bisa dipelajari dari hanya bertahun-tahun scrolling para ahli ilmu di sosmed…
Yang menulis ini, adab dan akhlaknya nggak lebih baik dari yang baca. Makanya kalau lihat teman yang adab dan akhlaknya makin glowing dari hari ke hari, rasanya pengin cari tomblol ‘tap for detail’ dari dirinya.
Buat ‘nyontek’ dimana, bagaimana dan pada siapa mereka mengasah dan merawat adab dan akhlaknya… Ghibtah!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak boleh hasad (ghibtah) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.”
[HR. Bukhari & Muslim]
(Artikel tentang Ghibtah lebih lengkap bisa di klik di sini)
NO COMMENT