READING

Mengungkap Sebuah Project (Bagian 1)

Mengungkap Sebuah Project (Bagian 1)

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush shalihaat

Sabtu dan Ahad kemarin, tahu-tahu saya dapat keberanian untuk membuat acara grand launching toko offline yang sebenarnya sudah beroperasi sejak Oktober 2022 lalu. Sebenarnya hanya acara sarapan sederhana bersama tetangga-tetangga dan beberapa teman dekat sekitaran, tapi ternyata responsenya di luar dugaan saya, Masya Allah, jazakumullahu khayran atas dukungan dan do’anya :’)

Setelah hampir 3 tahun, akhirnya saya memberanikan diri untuk menyudahi percobaan demi percobaan dari proyek usaha kecil ini dan mengumumkan pada teman-teman yang lebih luas lagi tentang ‘bayi/ bernama Halalika Project.

Saya coba tulis ulang waktu pertama kali saya diminta mendeskripsikan bidang usaha ini di form sponsorship sebuah media dakwah ya.. waktu menulis itu sebenarnya saya masih mengawang-ngawang juga :))))

Halalika Project adalah usaha yang bergerak dibidang penjualan islamic gift/hampers/souvernir baik custom maupun corporate. Oleh-oleh Haramain dan seputar produk Halal & sehat. Produk-produknya dikurasi agar cocok dijadikan sebagai Hadiah Perekat Ukhuwah. Sekarang sudah mulai berkembang dari mulai hadiah kelahiran/pernikahan/hadiah untuk sahabat hijrah/untuk guru/orangtua/untuk anak. Insya Allah produk-produk yang dipilih dalam paketnya bermanfaat untuk mengingat dan mendekat taat pada Allah. Ke depannya berencana mengembangkan islamic home decor & muslim florist (special dried& preserved flower).

Bahasa jaman dulu parcel, kalau anak sekarang bilangnya hampers. Intinya, hadiah-hadiah bernuansa islami yang dikemas dan memudahkan orang untuk tinggal bawa. Sekalian jadi media dakwah juga.

Sungguh ini semua berkat pertolongan Allah lewat tangan-tangan sahabat yang dipilihNya untuk membersamai saya mengasuh bayi kecil ini. Awal saya membuka usaha, di hampers Ramadan 3 tahun lalu, bermula dari kondisi keterbatasan saya yang tidak ada bujet untuk memberikan hadiah Ramadan seperti biasanya. Di keluarga kami, saling memberi hadiah saat Ramadan itu seperti sebuah momen yang sangat membahagiakan dan ditunggu.

Tapi tahun itu, berbeda. Hidayah Allah untuk terus mengkaji ayat-ayatnya akhirnya membawa kami di jalan hijrah lepas dari riba. Mungkin keputusan yang telat, tapi bukankah Allah maha penerima tobat? dan atas izin Allah peta kehidupan keluarga berubah total. Semua yang berhubungan dengan riba ditutup. Tidak ada lagi kartu kredit. Sisa KPR dilunasi tapi dengan konsekwensi dan komitmen tinggi berhemat ketat selama setahun. Semua bujet dipangkas, hanya yang primer saja. Tidak ada jajan di luar, tidak ada anggaran liburan,  apalagi bujet hadiah. Waktu suami saya mengajak komitmen itu saya langsung mengangguk dan siap menjalaninya, meski ternyata kenyataannya tidak seringan yang diibayangkan.

Saat menerima hadiah dari orang lain dan kita tidak bisa membalasnya rasanya sedih. Saat seseorang menghubungi meminta bantuan finansial lalu kita tidak bisa, rasanya nggak enak. Saat ada ajakan untuk rencana-rencana liburan bersama, pasti terselip rasa kecewa di hati karena kami tidak bisa ikut serta. Saat harus urunan hadiah pernikahan, hadiah khitanan, kiriman yang sakit, dan kebutuhan hadiah lainnya, saya selalu ada di batas bawah. Kondisi sempit untuk memberi. Dan lalu Ramadan pun tiba.

Saat itu saya bilang sama suami, bisakah ada sedikit dari THR yang bisa digunakan untuk hadiah? Saya sudah niat berapapun yang dikasih akan saya olah agar tetap bisa memberikan kiriman Ramadan. Saat itu, sedang ramai kampanye hidup sehat dengan memanfaatkan ramuan dari rimpang-rimpangan ala dokter Zaidul Akbar. Saya sendiri senang mengkonsumsinya dan terpikir ide untuk membeli bahan baku dan mengemasnya sehingga penerima tinggal cemplung si bahan bakunya. Saya ketik ulang resep membuat ramuan minuman yang biasa saya konsumsi disertai sumbernya. Saya masukkan kopian resep itu ke dalam hadiah rimpang-rimpangan yang sangat sederhana. Saya berikan itu pada keluarga, tetangga dekat dan beberapa teman. Di luar dugaan, ternyata  ada teman yang bertanya itu pesan di mana dan ingin memesan 20 paket. Ini dia penampakan paket perdana tahun 2019 lalu 🙂

Beberapa waktu kemudian, ada seorang guru yang memesan untuk hadiah manasik umrah jamaahnya. Masya Allah, akhirnya berlanjut lagi dengan pesanan jumlah yang lebih besar. Dari situ, saya mulai berpikir untuk membuat hadiah jelang Ramadan lainnya.

Ide itu terus bergulir hingga akhirnya memberanikan diri buat mengolah idenya lebih serius Tapi saya sesungguhnya nggak punya modal besar, sehingga saya menyodorkan proposal ide bisnis ini untuk mengeksekusi kiriman Ramadan berikutnya dengan lebih berkonsep. Meski demikian, saya juga belum banyak cerita pada orang-orang. Tapi saya sudah merekrut admin freelance.

Lucunya, saat saya mengirimkan hadiah Ramadan pada beberapa tetangga dekat, lalu ada seseorang yang menghubungi dan ingin membeli paket yang saya kirimkan. 10 Paket pesanan. Dan begitu membaca format order, yang pesan adalah tetangga sebelah rumah saya hahahaa… Masya Allah!

Sampai pesanan itu dikirimkan, tetangga saya tidak tahu bahwa produksinya di sebelah. Sampai kemudian Ketika berniat mengembangkan usaha yang lebih besar lagi untuk membuat paket oleh-oleh haji di musim haji, Qadarullah pandemi melanda. Sungguh mendebarkan melihat Barang-barang yang sudah dibeli dalam jumlah  banyak ternyata nggak bisa dijual karena perjalanan haji tahun itu ditutup.

Percobaan Tahun berikutnya

Akhirnya berkat pertolongan Allah, dibantu teman-teman barang yang harus cepat agar tidak rusak dijual seperti kurma Sukhari dijual via grup. Barang-barang lain juga dilelang murah hanya agar modal bisa berputar. Saat itu akhirnya paket haji belum bisa terjual tepat sasaran. Tapi ibrahnya, saya jadi punya waktu buat meriset banyak hal. Banyak masukan juga dan sambil memperkuat tim dan mempersiapkan paket lainnya yang akhirnya jadi segala ada.

Kenapa saya menjual diam-diam? kenapa saya nggak menerapkan ilmu-ilmu promosi yang sudah saya ketahui sebelumnya? sejujurnya, saya hanya ingin memastikan bahwa orang-orang membeli barangnya karena memang tertarik, bukan karena sekedar ini barang jualan temannya. Saya memastikan bahwa memang produk-produk ini ada pasarnya. Bukan sok GR, karena memang di lingkungan saya, saling mendukung usaha teman itu kuat sekali. Kadang saya tahu ada orang yang membeli walau dia nggak butuh. Jadi, setiap kali saya mendapat testimoni, saya memastikan bahwa orang yang membeli tidak mengenal saya sama sekali. Nggak ada kepentingan untuk menyenangkan hati semata atau sejenisnya.. Banyaknya repeat order dan terbentuknya pelanggan-pelanggan setia, membuat selapis demi selapis kepercayaan diri saya tumbuh.

Paket Hadiah di Bulan Dzulhijjah yang akhirnya terwujud 2 tahun kemudian

Akhirnya usaha bergerak ke arah hadiah-hadiah lainnya. Souvenir pernikahan, dan pesanan souvenir Aqiqah. Qadarullah pas pesanan-pesanan itu datang,1 rumah kena Covid dan akhirnya merelakan admin-admin untuk di rumahkan dan memberikan opsi jika ada pekerjaan lain yang lebih baik maka silakan diambil. Berhubung saat itu saya nggak tahu kapan isoman akan berakhir. Saat isoman itu, seorang tetangga yang baik hati melanjutkan kepanjangan tangan saya untuk melanjutkan produksinya. Paket-paket disiapkan di sana dengan segala dramanya. Setelah itu saya off lagi. Baru mulai serius ketika dapat admin kembali dan Alhamdulillah pelan-pelan mulai serius mengembangkan usaha yang menggunakan separuh ruang tamu rumah saya :D.

Pandemi justru membuat saya punya waktu banyak di rumah yang produktif. Namun terus terang saya masih belum percaya diri jika ditanya apa yang sedang saya lakukan?. Bahkan pada suami saya sendiri, kadang saya juga suka nggak pede kalau ditanya apa rencana-rencana saya. Biar bagaimanapun pengalaman gagal dalam beberapa usaha sebelumnya meninggalkan rasa tidak nyaman dan ketakutan dalam diri. Bahkan di usaha paling akhir, saya merasa banyak sekali melakukan kesalahan, baik dalam pengelolaan, keputusan-keputusan maupun pola pikir. Semoga Allah ampuni kejahilan saya.

Alasan itu yang membuat saya semacam menyembunyikan diri dan merasa lebih nyaman untuk ada di balik layar saja sampai usaha ini benar-benar sudah punya pola. Bahkan seringkali saat gagal dalam uji coba saya mau berhenti dan tidak mau meneruskan.

Tapi saya teringat ucapan Ustadz Suwidi saat terakhir berkonsultasi penutupan usaha di Erwandi Tarmidzi Associates. Beliau berpesan agar sebagai muslim harus bisa move on dan belajar dari kesalahan. Gagal hal yang biasa. Pelajari kesalahan dan bangkit lagi. Kalau semua orang gagal dan berhenti, nanti nggak akan lahir pengusaha muslim yang kuat. Kira-kira begitu pesan beliau…

Ternyata ilmu-ilmu dari para mentor terdahulu masih sangat bermanfaat dan membuat saya menjadi kaya akan referensi. Sungguh tidak ada yang sia-sia. Bahkan kegagalan, rasa kecewa dan airmata yang pernah ada, justru menjadi bagian pondasi kuatnya mental saya saat ini untuk berpikir cepat tapi tetap hati-hati. Tidak ada do’a yang tidak Allah kabulkan, hanya ditunda dan diganti yang lebih baik.

Saya  punya Allah dan do’a untuk melangkah lagi. Belajar lagi. Mengulang lagi jalan merintis usaha yang semoga kali ini punya pijakan taqwa yang lebih kuat. Terngiang terus nasehat Ustadz Ammi Nur Baits Hafidzahullah dalam pelatihan muamalah bisnis yang pernah saya ikuti, kalau mau jadi pengusaha jadilah pengusaha yang bertaqwa, karena sebaik-baik harta adalah hartanya orang bertaqwa. Jadikan usaha sebagai kendaraan untuk meluaskan manfaat dan ibadah.

Sampai di titik ini, saya juga tidak sendiri. Ada orang-orang hebat yang membersamai perjalanan usaha ini dan memberikan kepercayaan. Para investor, supplier, tim operasional Halalika, para customer dan sahabat-sahabat hebat yang terus mendukung usaha ini berjalan sampai saat ini.  Semoga saya bisa menjaga amanah mereka.

Apa sih arti Halalika dan Bagaimana proses usaha rumahan bisa ke ruko ? Bersambung ya, tapi ini saya coba kasih gambaran perjalanan produk hampers Ramadan Halalika dari beberapa waktu terakhir.

2020
2021
2023

Sambil menunggu lanjutan cerita, dengan senang hati kalau mau mampir-mampir ke toko offline Halalika Project di Ruko Urbana A1 jalan Merpati Raya, Sawah Baru. Tangsel. Mohon do’anya ya teman-teman semoga bisa bermanfaat buat banyak orang 🙂

Barakallahu Fiikum.


  1. Fani

    10 March

    Allahumma baarik.. Terharu baca tulisan perjalanan halalika dr awal dan bisa sampai sampai saat ini.. Semoga sll Allah mudahkan segala urusannya yah. Baarakallahu fiikum Ade dan Halalika.. Semoga semakin sukses kedepannya yaah… Aamiin yaa mujibasailin????

    • Adenita

      15 March

      Masya Allah.. my greatest supporter :’) aamiin ya mujibassailin. Jazakillahu khayran ya Mih, nggak akan ada Halalika tanpa bantuan Allah lewat orang-orang yang mudah memberikan kepercayaan besar sepertimu. Semoga Allah merahmatimu, mas Iman dan keluarga *peluk kenceng

      • Adenita

        19 December

        Oke

    • Adenita

      19 December

      Ok

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.

INSTAGRAM
https://www.instagram.com/adenits/